20 September 2014

MACAM MACAM KOMUNIKASI

1. Komunikasi Verbal
   Yakni komunikasi yang menggunakan pengecapan atau bunyi bunyian.
    Contoh : telefon , radio , kentongan dll.
2. Komunikasi Non Verbal
   Yakni komunikasi yang  berwujud tulisan.
3. Komunikasi Textual
    Komunikasi yang menggunakan rabaan kulit.
    Contoh : Braile , memilih kayu dll.
4. Komunikasi olvactoral atau Gustatori
    Komunikasi mengunakan hidung sebagai sensasi penciuman.
5. Komunikasi pengecap
   Komunikasi menggunakan lisan/lidah sebagai sensasi pengenal rasa.
6. Komunikasi tubuh
a.       Kinesika
Yakni gerakan tubuh  dalam komunikasi non verbal yang merujuk pada sikap tubuh dan gerakan tubuh lainnya.
Contoh : Tunanetra
b.      Disiplin sebagai ilmu kepribadian
c.       Olah tubuh dalam suatu perang
Contoh : Akting , theater dll.
7. Komunikasi Telepati 
    Komunikasi yang menggunakan pikiran atau sugesti seseorang
8. Komunikasi perilaku
    Merupakan informasi penting dari seseorang berdasarkan perilaku dan kebiasaan yang dilakukan.
9. Komunikasimenggunakan teknologi 
10. Komunikasi visual
Komunikasi yang menggunakan bahasa visual /bias di lihat

Variable penyusun unsur visual

Unsur unsur visual dalam desain grafis di susun dengan berbagai kemungkinan efek penampilan yang bervariasi. Oleh karena itu, perlu kirana di perhatikan masalah variable penyusunnya agar memudahkan pengontrolan tampilannya bila di terapkan ileh sesuatu komposisi variable penyusun unsur unsur visual meliputi kedudukan, arah, ukuran, bentuk, jarak, dan jumlah.
1.   Kedudukan
Adalah masalah suatu objek yang terbentuk oleh unsur unsur visual di tempatkan. Memberikan pilihan mengenai arah mana suatu objek di hadapkan dan bagaimana efeknya terhadap hubungan suatu objek dengan objek lainnya.
2.   Ukuran
Menuntun kesan besar kecilnya sesuai peran.
3.   Jarak
Bentuk dan jumlah berpengaruh terhadap keoadatan, bobot, dan keluasan ruang atau bidang di mana berbagai objek dihadirkan.
4.   Komposisi
Adalah pengorganisasian unsur unsur rupa yang di susun dalam karya desain grafis secara harmonis dapat diperoleh dengan mengikuti kaidah atau prinsip prinsip yang meliputikesatuan (unity), keseimbangan (balance), irama, kontras, focus (pusat perhatian), proporsi.
Prinsip Komposisi
A.    Kesatuan (unity)
Merupakan prinsip yang menekan pada keselarasan dari unsur unsur yang di susun, baik dalam wujudnya maupun kaitannya dengan id yang melandasinya. Kesatuan diperlakukan dalam suatu karya grafis yang mungkin terdiri dari beberapa elemen di dalamnya. Dengan adanya kesatuan itulah, elemen elemen yang ada saling mendukung sehingga di peroleh focus yang dituju. Secara elementar. Ada beberapa cara untuk mencapai kesatuan.
1.     Menentukan dominasi agar diperoleh pengaruh yang tepat
Agar suatu karya grafis di perhatikan, di lihat, di pahami isi karya tersebut harus memilii suatu dominasi tertentu. Misalnya pada saat responden membaca brosur, melihat spanduk dan melihat baliho di luar ruangan.
2.     Dominasi pada ukuran
Sebuah karya grafis memiliki ukuran yang besar agar ukuran tersebut dapat menjadi dominan hendaknya bidang besar di isi dengan elemen elemen grafis namun bukan berarti bahwakeseluruhan bidang harus di isi penuh dengan elemen grafis.
3.     Dominasi pada warna
Ketika kita melihat sesuatu karya grafis, yang terlihat secara keseluruhan adalah bidang bidang warna. Bidang bidang itu membentuk arti serta estetika keindahan. Dominasi warna tertentu lebih memadukan untukmengarahkan konsentrasi saat mencerna karya itu. Jangan menggunakan warna warna yang saling tidak mendukung satu sama lain di dalam sebuah karya grafis. Tentukan arah yang dominan.
4.     Dominan pada letak/penempatan
Keberhasilan suatu karya grafis atau sebuah elemen grafis tidak dapat di lepaskan dari lingkungan dimana karya tersebut berada. Pertimbangkan tempat peletakan karya yang telah anda buat kemudian perhatikan bahwa letak/penenmpatan elemen tersebut akan berpengaruh dan berperan dan berperan menentukan.
5.     Ukuran sebagai daya tarik
Untuk memperolehdaya tarik, anda dapat menentukan ukuran sebagai salah satu factor sebuah karya publikasi (misalnya sebuah undangan pernikahan) yang berukuran besarakan menarik untuk di ketahui, di intip, dan dibaca. Bayangkan bila si penerima undangan adalah seseorang yang sibuk sehingga undangan tersebut di terima di sela sela kesibukannya : pertannyaaan-pertanyaan seperti ‘’Apa sih ?’’, ‘’Dari siapa sih ?’’, ‘’Ada hajat apa ?’’ akan bermunculan dan akhirnya responden akan berkata ‘’Ooo .. dari si itu’’. Selain itu muncul juga pertannyaan seperti ‘’Tanggal berapa ?’’, ‘’Mana tanggalnya ?’’, ‘’Ooo .. tanggal 5 bulan depan’’ , ‘’Tempatnya ? Dihotel mutiara ? Ihh .. jauh amat, tapi di sana asyik juga, oke deh’’.
Begutulah kemungkinan salah satu proses bagaimana informasi di terima dan direspon oleh targetnya.
Contoh kasus : Penulis memiliki seseorang teman. Ia adalah seorang designer grafis. Ketika ia menikah, ia membuat undangan yang terbuat dariart 100 gram berukuran A0 (ukuran kertas plano full) yang di cetak dengan warna graycle bolak balik. Tentu saja itu ide gila, namun, karya ini benar benar monumental.
6.     Menyatukan bentuk
B.     Balance (keseimbangan)
Prinsip dalam komposisi yang menghindari kesan berat atau suatu bidang atau ruang yang diisi unsur unsur rupa
C.     Irama/Ritme
Penyusun unsur unsur dengan mengikuti suatu pola peranan tertentu secara teratur agar di dapatkan kesan yang menarik.
D.    Contras
Dalam suatu komposisi di perlikan sebagai vitalitas agar tidak terkesan monoton.
E.     Focus
Pusat perhatian

Unsur unsur visual



1.     Titik
Salah satu unsure visual yang wujudnya  dimensi memanjang dan melebarnya di anggap tidak berarti. Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok dengan variasi jumlah susunan dan kepadatan tertentu.
2.     Garis
Unsurvisual yang memiliki arah serta dimensi memanjang.
Cirinya adalah garis bias berbentuk lurus, gelombang, melengkung, zig zag.
3.     Bidang
Unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar.
4.     Ruang
Ruang hadir karna ada bidang, pembagian bidang atau jarak antar objek berunsur titik, garis, bidang dan warna. Ruang lebih mengarahpada perwujudan 3 dimensi, ruang dibedakan menjadi 2 yaitu ruang nyata dan ruang semu.
5.     Warna
Unsur visual yang mendukung keberadaanya di tentukan oleh jenis pismenna. Kesan yang diterima mata di tentukan oleh cahaya.
Permasalahan mendasar tenteng warna ada 3, yaitu :
a)    Hue = spectrum warna
Suration = kepekatan warna
b)    Lightness = nilai cahaya gelap terang
c)    Textur = nilai raba dari permukaan

Syarat-syarat Operator Video Shooting



1. Gambar goyang
Gambar yang goyang umumnya tidak dikehendaki dan bisa memusingkan pemirsa. Gambar semacam ini dihasilkan dari shooting video dengan pegangan tangan pada kamera (grip) yang salah dan belum bagusnya pengaturan nafas. Solusi 1 : gunakan triphod yang kokoh saat shooting video. Pelajari cara penyetelan triphod – termasuk rodanya jika perlu – agar Anda tetap bisa bergerak dinamis mengikuti keperluan pengambilan gambar; 2) jika Anda memegang kamera dengan tangan maka ikuti tips berikut ini : a) sandarkan tubuh pada sesuatu yang kokoh, rapatkan pegangan kamera ke tubuh lalu atur nafas dengan baik; b) lebih baik lagi jika menyandarkan kamera pada sesuatu yang kokoh misalnya meja;

2. Terlalu banyak zoom
Gambar zoom tidak baik karena detil obyek sulit tertangkap, fokus menjadi sulit disesuaikan (entah manual atau auto fokus) dan gambar menjadi mudah goyang. Padahal sebailknya, gambar close-up yang diambil dari dekat akan memiliki daya tarik yang kuat pada shooting video yang dihasilkan. Kebanyakan kameramen amatir menggunakan fasilitas zoom karena alasan berikut : a) senang memainkan fitur unik ini; b) ketinggalan obyek, yaitu obyek shooting yang dianggap penting berada jauh dari posisi kameramen c) malu atau malas mendekati obyek, misalnya ada wanita cantik peserta acara yang bagus untuk di-shooting namun kameramen merasa malu untuk mengambil shooting dari dekat untuk mengambil gambar close-up; d) berdalih mengambil “candid camera”. Solusi 1) : pikirkan matang-matang obyek yang hendak di-shooting (sekali lagi, idealnya telah dirumuskan dalam suatu skenario); 2) dalam peliputan suatu acara, mintalah lebih dulu jadwal acara lantas dipelajari, sambil terus berkonsultasi dengan panitia acara; 3) harus melatih kepercayaan diri untuk biasa tampil hilir mudik di muka umum, demi mendapatkan angle yang baik; 4) untuk kebanyakan kasus, dapat dipikirkan alternatif yang lebih baik daripada mendapatkan gambar “candid camera” yang buruk karena diambil dengan zoom.

3. Terlalu banyak pan
Pan ialah pergerakan kamera horisontal ke kiri atau ke kanan yang dilakukan seorang kameramen ketika hendak mengambil gambar keadaan sekeliling. Berbeda dengan pan lembut yang dapat menambah dinamis gambar, pan yang cepat akan memusingkan pemirsa, pula gambar yang dihasilkan kurang tajam (karena kamera bingung dengan penyesuaian fokus). Kebanyakan kameramen amatir sering menggunakan pan yang berlebihan karena : a) “ingin menyampaikan selengkap mungkin informasi” melalui gambarnya, tanpa didahului perencanaan pengambilan gambar; b) ia justru bingung, gambar apa yang hendak diambil dengan kamera videonya. Solusi 1) biasakan menulis rencana shooting sambil memaknai apa yang hendak disampaikan dengan obyek/kegiatan yang akan di-shooting tersebut; 2) sesuai dengan rencana shooting, persiapkan diri dengan baik untuk bertugas di tempat shooting, jika mungkin pelajari lebih dulu angle-angle yang baik dan mungkin untuk di-ambil.

4. Gambar tidak fokus (blur)
Kameramen amatir diasumsikan menggunakan kamera dengan setting auto fokus, namun seringkali ada saat-saat hasil shooting video gagal untuk fokus. Ini sering disebabkan pergerakan kamera (pan) yang terlalu cepat , padahal fitur auto fokus kamera kadang membutuhkan waktu sepersekian detik untuk mengenali fokus obyek. Sebab lainnya yaitu jarak pengambilan gambar yang jauh (long shot) sehingga banyak obyek yang ada di frame yang berada pada jarak yang berbeda-beda sehingga kamera kesulitan menentukan fokus. Solusi 1) kurangi pan; 2) biasakan untuk mendekati obyek sebelum mengambil gambarnya, sehingga bisa mendapatkan gambar close-up atau setidaknya medium-shot, yang dapat menghasilkan detil obyek yang lebih baik.

5. Salah pencahayaan
Kemampuan seorang kameramen menggunakan cahaya – baik alam maupun buatan – akan merupakan penentu keunggulannya. Kameramen amatir (dengan asumsi menggunakan kamera video auto) biasanya sering salah pada : a) backlight, yaitu pengambilan gambar pada angle yang melawan sumber cahaya; b) kontras terlalu tinggi, misalnya di ruang terbuka mengambil gambar orang yang berkulit gelap dengan background langit putih. Solusi 1) jika backlight tak terhindarkan (tak ada pilihan angle yang lain) maka jangan lupa untuk meng-aktifkan fitur backlight pada kamera video; 2) pengambilan angle yang dekat (medium-shoot, close-up bahkan extreme close-up) dapat mengurangi kontras warna yang tertangkan oleh lensa kamera video.

6. Framing
Kebanyakan kameramen amatir selalu menempatkan obyeknya di tengah frame kamera. Padahal idealnya, framing ini mengikuti “Kaidah Sepertiga” (Rules of Third) sebagaimana yang juga dikenal dalam dunia fotografi. Kaidah ini menyebutkan bahwa jika layar kamera dibagi tiga (baik secara vertikal maupun horisontal), maka obyek harus berada di garis-garis pertemuannya (jadi bukan di tengah, tapi menyamping). Jika demikian maka ada ruang obyek dan ruang kosong. Ruang kosong ini bisa diisi dengan background penunjang yang menarik. Untuk framing adegan wawancara atau pun monolog dimana pada layar tampil seorang yang berbicara di depan kamera serong ke samping, maka arah serong-nya ialah menghadap ke bidang kosong tersebut.

7. Sudut pengambilan gambar (angle)
Kebanyakan kameramen amatir juga sering mengambil gambar terlalu jauh, yaitu Medium Shot (MS) atau bahkan Long Shot (LS), padahal pada angle kamera ini detil obyek tidak tertangkap jelas. Pada sejumlah produk home video seperti wedding video, video liputan acara, video ulangtahun, dan lain-lain, potensi daya tarik terbesar ialah emosi/ekspresi manusia yang terpancar dari wajah-wajah para pelaku peristiwa. Karena itu disarankan untuk banyak melakukan eksperimen soal angle kamera, terutama memberanikan diri untuk mengambil angle Close Up (CU) dan Extreme Close Up (ECU).