Menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa itu.
Contoh:
Tepat
ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan
berakhir pada tanggal 18 Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak
menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu
aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis. Pagi-pagi aku telah
berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya diperlukan.
Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu riang. Betapa
senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria,
aku sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis,
pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku
mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke
mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa
hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan
seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang
indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun
mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya
kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.
B. Paragraf Deskripsi
Menggambarkan
sesuatu (objek) secara terperinci atau mendetil sehingga tampak
seolah-olah pembaca melihat, mendengar, dan merasakannya sendiri.
Contoh:
Masih
melekat di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Parang Tritis.
Gelombang ombak bergulung-gulung datang silih berganti menyambutku
serasa ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut
yang menghampar luas tanpa ada tumbuh-tumbuhan atau karang yang
menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Di sebelah kanan-kiri, aku
bisa memandang air laut sejauh mata memandang, pandai dengan bukit
berbatu, pesisir serta pemandangan bukit kapur di sebelah utara pantai.
Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombah menghempas kakiku dan
terasa asin air itu ketika bibirku terkena percikan. Sepanjang aku
berjalan, hampir pinggiran pantai dipenuhi oleh pengunjung wisatawan.
Kulihat ada yang berlari berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola,
bermain dengan air, berfoto-foto dengan latar sekitar pantai. Tapi yang
paling membuatku tertarik, kulihat ada beberapa turis manca negara yang
menikmati keindahan pantai ini dengan naik delman. Seperti apa yang aku
lihat, pantai ini memang sangat ramai pengunjung. Tak pernah sunyi
pantai Parang Tritis.
C. Paragraf Eksposisi
Menjelaskan atau memaparkan tentang sesuatu dengan tujuan member informasi (menambah wawasan).
Contoh:
Parangtritis
adalah nama desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Di desa ini terdapat pantai Samudera Hindia yang terletak
kurang lebih 25 km sebelah selatan kota Yogyakarta. Parangtritis
merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek
pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan Glagah.
Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada
objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya
gunung-gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut
biasa disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda
Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar
yang menjajakan souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian
yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan
berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian
tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi
tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan ke pantai parangtritis
untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam kecil bermain
anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda & kuda yang
dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. selain itu juga
parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara/aeromodeling.
D. Paragraf Argumentasi
Mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta
Contoh:
Pantai
Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan
ramai berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan,
sebagian masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa tersebut
berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan
meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah
tersebut. Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa penyebab utama
hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah
akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per
jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan. Jadi, banyaknya
korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali dengan anggapan para
masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis, juga
menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat
palung (pusaran air) yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit
diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak menimbulkan korban mati
tenggelam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar